FREEDOM IS HUMAN RIGHT

Gambar
- ARUS BAWAH - M aaf tapi aku tidak ingin menjadi penguasa , maaf itu bukan pekerjaan . A ku tak mau memerintah atau menaklukan apapun , A ku mau membantu semua orang jika mungkin kulit hitam, kulit putih dan semua A gama . K ita semua ingin saling membantu , manusia mutlaknya seperti itu . K ita ingin hidup sama - sama bahagia, bukan penderitaan .  K ita tak mau saling membenci !   D ibumi ini, bumi yang kaya dan bisa menyongkong semua orang , jalan hidup bisa bebas dan indah, tapi kita telah kehilangan jalan itu. K etamakan telah meracuni jiwa manusia, yang telah membatasi dunia dengan kebencian , yang telah menuntun kita pada pertumpahan darah.   K ita telah menciptakan kecepatan tapi, kita mengurung diri didalamnya. M esin telah memberikan yang kita mau, pengetahuan membuat kita menjadi sinis. K ita berfikir terlalu banyak dan terlalu sedikit untuk berperasaan . Kita lebih butuh Kemanusiaan dibanding mesin, lebih dari kepintaran itu sendir...

PENDAKIAN GUNUNG GEDE

Puncak Gede view Gunung Pangrango
Hallo, kali ini Saya akan menceritakan pendakian yang menurut Saya cukup seru mulai dari berangkat sampai melakukan pendakiannya. Sebelumnya, perkenalkan Saya Dendy dan akan bercerita menurut sudut pandang Saya sendiri. Pendakian kali ini ditemani oleh ke empat teman yaitu Fuad, Akbar, Malik dan Latif. Cerita ini hanya pengalaman pribadi sesuai fakta yang di alami. Jika ukuran font terlalu kecil silahkan di zoom saja ya :)

    A.  Perjalanan Menuju Basecamp

 Semua bermula saat Saya dan teman – teman ingin mendaki sebelum memasuki bulan Ramadhan atau bisa dibilang agenda setiap tahun sebelum Ramadhan. Kami sengaja mendaki bukan pada saat weekend, tapi mendaki pada hari rabu yang kebetulan hari kamisnya libur tanggal merah jadi bisa bablas saja :). Sebelum hari H pendakian Saya, Fuad, Akbar mulai membeli apa saja yang akan dibawa untuk perbekalan, oiya kita mendaki akan berangkat ber lima, dua orang teman menunggu ditempat kami biasa nongkrong. Dua teman kami ini sudah cukup profesional soal dunia pendakian karena hampir semua gunung di pulau Jawa sudah mereka datangi.

Oke... balik lagi, kita mulai mempersiapkan logistik yang akan dibawa untuk pendakian besok. Sepulang sekolah pada hari selasa kita bertiga berkumpul dan mulai belanja sesuai yang sudah di list sebelumnya, perlu di ingat untuk teman yang ingin mendaki persiapkan semuanya jangan terlalu mepet agar tidak ada barang yang tertinggal. Oke, mulailah kita mencari barang yang dibutuhkan dan mampir pertama kali ke minimarket untuk beli makanan dan juga gas portable. Hal jail yang sering Saya lakuin saat belanja adalah memindahkan makanan dari rak satu ke rak yang lainnya wkwkwk.... jangan ditiru ya gaes..

Setelah belanja di minimarket, kita kembali mencari yang lain seperti jas hujan dan peralatan lainnya. Barang semua sudah dibeli lalu pergi ke rumah Fuad untuk packing sedikit – sedikit sebelum packing beneran hehehe.... Lanjut pulang ke rumah masing – masing buat nyiapin tenaga pendakian besok yang berangkat sehabis pulang sekolah. Ya, kita biasa berangkat sehabis pulang sekolah agar guru tidak curiga kalau akan bolos barengan wkwkwk.... Bell sekolah pun berbunyi yang berarti sudah jam pulang, kita bertiga pulang dan mempersiapkan barang yang akan di bawa. Fuad dan Akbar kumpul di rumah Saya lalu mulai packing ulang secara benar, setelah itu berpamitan dengan orang tua meminta izin dan restu agar selamat berangkat mau pun pulang.

Pukul 14.30 mulai berangkat menuju tongkrongan yaitu, Wartas. Kita sudah ditunggu sama Malik, Latif dan teman yang lain. Disini ngobrol cukup lama dan tidak lupa sambil ngopi santai dulu hehehe.... karena terlalu santai sampai tidak sadar sudah jam 16.30, kita pun mulai berangkat pukul 17.00 lalu berpamitan dengan yang lain. Saya membawa motor Vega milik Fuad sendiri dan mereka satu motor berdua, dalam hati Saya ini motor udah tua dan pasti nyusahin. Perjalanan dimulai tapi kita mampir dulu ke rumah Malik buat ngambil peralatan yang kurang.

 Rencana akan lewat jalan Cianjur-Bogor namun mengingat hari sudah mulai gelap dan jalan Cianjur-Bogor cukup seram karena akan melewati kebun kelapa sawit yang lumayan panjang, akhirnya memutuskan lewat Gunung Batu Sukamakmur yang bakal melewati curug Ciherang dan tembus ke Cipanas, Bogor. Awal perjalanan tidak begitu ada masalah karena menikmati jalan yang kanan kirinya sawah dan perbukitan, sampai pada akhirnya ditengah asik jalan, ban motor Vega bocor dan waktu sudah maghrib jalanan pun sepi sekali tidak ada rumah warga. Saya memaksa motor Vega buat tetap jalan karena  posisi paling belakang dan tertinggal, untung aja Akbar sama Fuad denger teriakan Saya, kita pun mencari tukang tambal ban sepanjang jalan dan beruntungnya masih ada  tukang tambal ban. Dan melipir lah disana ada sepasang kekasih sedang nunggu motornya yang trouble, sambil menunggu, Saya, Fuad sama Akbar numpang buat menunaikan solat maghrib dan nikmat bukan main saat solat ditemenin lembayung senja yang perlahan tenggelam. Oiya, Malik dan Latif menunggu diwarung depan, disini kita bertiga berbincang syahdu dengan nenek pemilik warung yang baik dan ramah. Saya yang laper akhirnya mengganjal perut dengan mie rakyat, ya indomie seleraku :D dengan lahapnya Saya makan udah kaya minum, mengalir sampai jauh hahaha... Akhir nya ban sudah diganti dengan yang baru, kita sadar kalau waktu sudah menunjukan jam 19.00 lebih dan belum ada setengah perjalanan, mulai lah bergegas jalan lagi menyusul Malik dan Latif yang udah habis sebungkus rokok hahaha.... Tapi kita ini pasukan santai jadi gas tipis – tipis, jalanan yang tanjakannya bener – bener bikin motor teriak ditambah sepi dari pengendara yang lewat tapi masih ada sedikit rumah warga. Saya kasihan sama motor yang di tumpangi Malik dan Latif serasa motor itu sudah sakaratul maut saat menanjak :D Setiap kali menanjak Malik harus turun dari motor, untung aja motor Akbar kuat dan kita bonceng tiga, sedikit standing depan karena bawa dua carrier besar dan tiga orang. Gua yang bawa motor sendiri Cuma ngetawain dari belakang hahaha....

 Sampai jalan curug Ciherang, gua dan Fuad berganti motor, dia bawa motornya sendiri. Baru jalan sedikit Fuad sadar kalo ban motornya bocor lagi kita pun bingung karena akan lewat jalan hutan yang benar – benar sepi dan sedikit sekali rumah warga, tentu aja engga ada tukang tambal ban. Pas gua lihat jam udah pukul 10.00an lebih dan baru setengah perjalanan. Fuad tetap mau buat dinaikin motornya walaupun ban bocor karena bakal lewat hutan sepi, ya di jalan ini kita hanya berlima tidak ada motor atau mobil yang lewat sini, penerangan cuma dibantu sama lampu motor dan kanan kiri itu pohon besar. Gua sedikit takut karena gelap banget, tapi candaan yang keluar bikin suasana santai aja dan nikmat, kalian bayangin aja cuma berlima ban motor bocor di dalam hutan, gimana rasanya? sampe akhirnya kita keluar dari jalan hutan, sedikit lega.... Tapi jangan salah dulu tantangan ini belum selesai sampai disini, kita belum lewat jalan Cipanas yang dimana jalannya lumayan sepi dan benar – benar hanya bebatuan rusak, sialnya pas itu hujan baru  turun di daerah sini yang bikin jalan jadi licin dan becek sekali.

Jam menunjukan pukul 11.00an dan kita siap untuk melewati rintangan ini :D Mumpung jalan masih lumayan bagus dan lewat rumah penduduk, Fuad masih menaiki motornya biar engga terlalu cape. Ya, kita mulai masuk jalanan bebatuan yang licin, kalo bisa di perkiran panjang jalan yang rusak sekitar 3-5 Km, bisa dibayangkan tengah malam jalanan sepi dan licin serta motor Fuad yang mulai di dorong karena takut velgnya rusak, kita benar – benar kaya sedang ikut Ninja Warior sampe berkali – kali kepeleset jatoh dan becek semua wkwkwk.... Gua sempat kesal karena gua pengennya Fuad menaiki aja motornya biar cepat keluar dari ni jalan, tapi Fuad engga menggubris omongan gua, dia tetap santai dan menikmati perjalanan, Malik, Latif, Akbar pun santai saja menikmatinya cuma gua aja kaya nya yang sedikit takut, karena takut ada begal atau yang membahayakan hehehe.... Kita berjalan dengan obrolan dan canda tawa yang memecahkan kesunyian malam, kita senang lihat ada warung dengan kompresor anginnya, kita pun segera berjalan cepat agar bisa menambal ban dan istirahat sejenak. Namun, harapan hanya harapan dimana cuma bisa memompa tanpa bisa menambal huftt... Tapi kita tetap istirahat sejenak, gua yang lihat Fuad mendorong merasa kasihan apa lagi dia kaya kesakitan kakinya soalnya engga pake sendal, kita ngobrol dengan anak pemilik warung yang dimana ia juga suka mendaki gunung. Obrolan hangat tidak bisa dihindari sampai gua lihat jam udah pukul 11.45 Malam.

Obrolan yang terlalu larut dan santai pun berakhir dan memulai perjalanan, dengan nikmatnya Fuad kembali mendorong motornya yang masih belum sembuh dan saat menikmati perjalanan ada dua truk yang lewat menawarkan bantuan. Tapi dengan santai, Fuad nolak bantuan tersebut dengan alasan lagi menikmati perjalanan, akhirnya Akbar dan Malik yang naik ke truk tersebut karena udah terasa lelah. Tinggalah gua, Fuad dan Latif yang bawa motor masing -  masing, sebenarnya engga tega lihat Fuad dorong sendirian tapi dia nolak gantian buat mendorong, setelah lumayan lama dan lelah kita lewat jalan tersebut, kita bertemu dengan warung kecil yang cuma diterangi lilin tapi warung ini ngasih semangat karena apa? Karena disini bisa menambal ban, lega yang gua rasain, ya walaupun cukup berlebihan hehehe... oiya sebelum bertemu warung ini kita berlima sudah kumpul kembali karena Malik dan Akbar engga mau ninggalin lebih jauh. Kita berlima kembali istirahat, obrolan syahdu bersama Abah yang menambal membuat tidak terasa, setelah 15 menit akhirnya motor Fuad  bisa digunakan lagi dengan nyaman kita pun berjalan kembali, sampailah di kota Cipanas dan keluar dari jalan tersebut, alhamdulillah yang cuma bisa gua ucapin....

Lanjut, kita menuju basecamp Gunung Putri, ya kita bakal lewat jalur Gunung Putri karena pengen merasakan indahnya Alun –alun surya kencana. Sempat tersasar lumayan jauh, tapi akhirnya sampai juga di basecamp Abah Anwar yang Malik sendiri udah kenal dengan beliau, kita sampe di basecamp sekitar jam 01.30an, rasanya lega kaya abis nahan pup wkwkwk.... Kondisi kita saat sampe di basecamp udah bukan main kotornya, belum mulai pendakian aja udah penuh sama lumpur tapi karena cuek toh namanya pendaki yang dikenal buluk dan suka ngegembel hahaha... Kita pun makan terlebih dahulu sebelum tidur karena perut tidak bisa di ajak kompromi dengan mata, yang paling gua suka dari basecamp Abah Anwar adalah lauk usus bumbu kuning dipadu dengan oreg yang bikin perut kembali smile :)

Setelah makan gua bersiap untuk tidur dilantai dua karena disana ada kasurnya hehehe... Tapi sial, tidak kebagian tidur di kasur yang bikin gua tidur dengan beralaskan karpet tipis, disitu gua kedinginan karena jendela rumah tidak bisa ditutup. Terpaksa gua menahan dingin karena gua males ngambil sleepingbag di carrier dan alhasil gua pun masuk angin membuat kentut terus hahaha.....

    B.  Memulai Pendakian

Bulan sudah beranjak pergi matahari pun sudah menampakan diri yang membuat suhu sedikit hangat, teman -  teman udah bangun meski masih kantuk, ya karena kita tidur pukul 02.00 malam, gua yang engga nyenyak tidur sedari malam akhirnya memilih tidur lagi dikasur yang udah basah sama iler anak - anak L lagi asik mimpi tiba – tiba Fuad bangunin gua, jancukkkkk baru tidur sebentar udah dibangunin. Yasudah nasi udah menjadi bubur dan perut yang harus dihibur membuat gua turun kebawah cuci muka dan sarapan dengan nasi hangat ditemani lauk kaya semalam. Nikmat mana yang ingin kau dustakan? Begitulah yang gua rasain, habis sarapan kita balik ke atas buat bersiap dan beli logistik tambahan, Malik dan Latif bertugas beli ke pasar. Pukul 09.00an kita mengurus simaksi dan menggunakan jasa calo karena malas mengatur surat sehat di puskesmas.

Pukul 09.30an memulai pendakian, engga lupa berdoa dan gaskeun berangkat... yang pertama kali gua rasain adalah takjub dengan pemandangan yang Tuhan ciptakan, mata engga bisa berpaling dari keindahan tersebut, disini sudah sepakat untuk jalan santai dan menikmati perjalanan, 10 menit berjalan sampe di pos lapor pendakian dan disini kita di leaderin oleh Malik yang udah berkali – kali mendaki gunung Gede via Putri. Lanjut berjalan dan baru beberapa menit jalan Malik minta break karena dia mules ingin pup, ya.... gua sama bocah nunggu sembari menghisap sebatang rokok, meski bukan weekend tetap aja jalur Putri ini tidak sepi dengan pendaki lain.

Setelah beberapa menit, akhirnya kita jalan lagi menuju Pos 1 (Legok Leunca), 45 menit berjalan sampailah di Pos Legok Leunca dan rame banget sama pendaki – pendaki yang sedang istirahat, namun kita memilih melanjutkan perjalanan karena belum cape. Menuju Pos 2 (Buntut Lutung) yang ditempuh selama 1 jam sebelum sampe di Pos 2 gua sama bocah beristirahat di Pos bayangan dan bertemu pendaki yang sudah paruh baya, namun jangan salah karena beliau terlihat bugar dan semangat sekali, beliau jalan turun dan mampir bentar dengan kita di pos bayangan, beliau sedang menunggu temannya dibelakang , bercerita sedikit ke kita kalau beliau mendaki karena hobi dari muda dan udah menjejakan kaki dibeberapa gunung di pulau Jawa bahkan luar Jawa, tak lupa memberi pesan agar selalu menjaga alam dan lingkungan sekitar, karena alam lah yang menopang sebagian besar hidup kita. Kita pun pamit dan melanjutkan perjalanan tapi apa daya beberapa menit berjalan hujan turun lumayan deras dan bikin kita harus memasang flysheat untuk berteduh, terpaksa kita untuk istirahat dan secangkir kopi pun menemani saat hujan.

      Pukul 11.00 kita mulai berjalan kembali, karena kami sangat menikmati perjalanan dan hujan, kami sampai di Pos 2 (Buntut Lutung) pukul 11.30an belum lelah, tidak istirahat dan melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 (Lawang Seketeng) saat asik berjalan kabut tebal pun turun dan bikin pandangan terbatas, terasa basah dibadan benar aja gerimis turun, gua sama bocah langsung make jas hujan dan berusaha biar engga tergoda istirahat menggelar flysheat hehehe... Malik bisa dibilang pendaki ngisingan soalnya setiap lihat semak ingin pup mulu jadi kita nunggu lagi, lanjut setelah 1 jam berjalan sampe juga di Pos 3 (Lawang Saketeng) tepat pukul 12.00. Kita pun beristirahat dan jajan di warung yang menjual gorengan hangat, oiya kita gabung sama kelompok pendaki gokil yang berjumlah kurang lebih 7 orang yang benar -  benar gokil selama perjalanan, disini hujan turun kembali dan cukup lama kita berteduh di warung Pos 3, kita makan gorengan yang cuma sebagian besar tepung aja dan harganya cukup mahal maklum namannya di gunung,  hehehe... setelah perut terganjal perjalanan kembali dimulai, dengan bertambahnya teman – teman membuat ramai dan tidak lelah, kita menuju Pos 4 (Simpang Maleber) dimana jalannya yang semakin menanjak dan bikin betis menjerit, tanjakan yang engga ada bonus, lagi dan lagi hujan kembali turun yang membuat kita harus kembali membuka flysheat, karena keasikan juga dan engga mengejar waktu. Hujan reda dan kita jalan lagi dengan lutut ketemu mulut saat menanjak.

Pukul 14.30an kita sampe di Pos 4 (Simpang Maleber), istirahat lagi karena gerimis dan gorengan yang menggoda, gua sama bocah makan gorengan pake saos ABC beuhhh sungguh nikmatnya tiada dusta yang tadinya tubuh lemas kembali terisi tenaga. Fuad dan Akbar tidak sabar melihat Alun – alun Surya Kencana (Surken) yang katanya indah dan luas. Pukul 15.00an mulai perjalan menuju Alun – alun Surya Kencana atau biasa di sebut Surken, kita berjalan ber iringan namun berjarak karena kalo teralu mepet bakal cepat cape. Semua udah cape dan gua pun agak sedikit bermasalah sama magh yang mulai terasa karena gua cuma nyemil tidak makan siang, Fuad dan Akbar yang semangat banget  melewati tanjakan yang engga kalah menyakitkan. Kembali, Malik si pendaki ngisingan yang kebelet pup karena ia sendiri mencret – mencret hehehe...

Alun - Alun Suya Kencana
Setelah melalu tanjakan yang pedas akhirnya tanda – tanda Surken udah terlihat dengan jalan landai yang kita lalui, gua berjalan dengan langkah semangat dan woooww pancaran cahaya terang kaya keluar dari terowongan akhirnya sampai juga di Surken dan pas saat senja muncul hehehe.... oiya yang sampe duluan ke Surken gua, Fuad, Akbar, Malik karena Latif dan yang lain masih di belakang. Setelah asik mendokumentasikan sedikit lautan awan, kita istirahat di warung sambil nunggu Latif. Jadi Alun – alun Surya Kencana itu berada di ketinggian 2750mdpl yang biasa dipake buat tempat camp pendaki, luas nya sendiri mencapai 50 hektar dan di apit dua gunung yaitu sebelah barat gunung Gede dan sebelah timur gunung Gemuruh, berada di ketinggian 2000an mdpl dipenuhi oleh bunga Edelwis yang pengen gua lihat dari dekat, memang indah banget ciptaan Tuhan, dan Surken itu terbagi dari Surken Timur dan Barat, kita lagi nunggu Latif di Surken Timur dan kita akan camp di bagian Barat. Beberapa menit menunggu akhirnya Latif terlihat dan rombongan gokil yang bareng kita masih dibelakang karena mereka ada yang cidera, kita pun melanjutkan perjalan menuju Surken bagian Barat yang sepanjang jalan menyuguhkan pemandangan sangat indah meski hari mulai gelap.

Pukul 19.00an sampai juga di Surken Barat dan mulai cari lapak buat mendirikan tenda, kita cari tempat yang terlahang dengan pepohonan biar tenda tidak dihantam angin yang bikin suhu semakin dingin, alasan kita camp di Surken Barat biar lebih dekat dengan sumber air dan tentu saja jalan menuju puncak Gede. Setelah tenda jadi kita menata carrier kedalam tenda dan mengeluarkan alat masak buat makan malam, gua yang udah agak drop cuma bisa menutup diri pake sleepingbag dan ada perasaan rindu sama orang tua di rumah hehehe... Koki kali ini adalah Malik dan Fuad, ya mereka memang jago masak walaupun cuma masak mie sih wkwkwk.... gua yang tidur sebentar dibangunin sama Fuad buat makan semangkok mie soto yang benar-benar lebih nikmat dari masakan restoran, beberapa menit kemudian kelompok gokil datang dan mendirikan tenda disebelah tenda kita. Malik, Fuad, Latif dan kelompok gokil masak bareng bikin sayur sop tapi gua sama Akbar udah terlalu lelah dan memutuskan buat kembali tidur biar kuat summit attack besok pagi. Disini yang engga kebagian tidur adalah Latif yang semalam suntuk mengobrol dengan kelompok gokil dan cuma tidur sebentar dengan beralasan tresbag.

Pukul 05.30 gua, Fuad, Akbar bangun dan suhu dingin sekali, gua keluar tenda terus masak air buat nyeduh energen, habis energen an gua mules dan pengen pup, baru pertama kali gua pup di gunung, pengen tau rasanya? Aneh dah pup di gunung ngeri – ngeri takut ada hewan wkwkwk.....  Setelah pup gua dan bocah bersiap summit attack, awalnya Latif malas mengantar kita bertiga karena dia udah beberapa kali ke puncak Gede sedangkan Malik masih terbujur nyaman dengan mimpinya, karena tidak tega akhirnya Latif mau menuntun dan sebelum summit kita ngambil air dulu di sumber mata air yang mengalir kaya sungai kecil, nikmat, ya nikmat yang gua rasain pas neguk air tersebut karena rasa dan dinginnya alami. Kita mulai perjalanan jam 06.00, jalan menuju puncak sudah bertangga, senter di tangan dan Latif paling belakang, langkah demi langkah kita berjalan dan terlihat lah pemandangan dibelakang yaitu bentangan Surken dan kota, Akbar yang memang dasarnya tidak sabaran berjalan begitu cepat dan beberapa menit kemudian gua denger keramaian, vegetasi makin pendek yang menandakan puncak udah didepan mata.

Akhirnya kita berempat sampe dipuncak Gede yang biasa gua lihat cuma di youtube kali ini melihat langsung, setiap memandang sekeliling gua engga bisa berhenti bersyukur kepada Allah yang udah menciptakan begitu indahnya alam ini. Di atas puncak ini bisa lihat kawah gunung Gede yang sesuai namanya cukup besar dan luas, saat melihat ke barat kita dapat melihat gagahnya Pangrango yang saling berdampingan lalu di belakang gunung Pangrango terlihat jelas gunung Halimun Salak yang begitu memikat. Latif yang udah beberapa kali kesini cuma biasa aja dan engga se-senang gua yang baru pertama kalinya. Gua dan bocah bikin energen di atas puncak sembari menikmati pemandangan kota Bogor J Setelah itu tidak lupa mendokumentasikan ditugu puncak Gede, puas sama jepretannya kita beranjak turun, namun sebelum turun kita bertemu dengan bang Ambon yaitu temen nya Malik. Kita mengajak dia buat mampir ke tenda di Surken, lalu lanjut turun menuju tenda, setelah sampai tenda kelompok gokil dan Malik udah mulai mempersiapkan sarapan, gua pun ganti baju karena udah kotor dan tidak nyaman. Kelompok gokil sarapan duluan karena mereka ingin cepat ke puncak sekalian lintas jalur ke Cibodas, jadi tinggal kita berlima dan tak lama bang Ambon datang dengan teman -  temannya.

Pada saat itu makanan udah siap, akhirnya makan bersama dengan bang Ambon dan teman-temannya, perut terisi dan kami siap berkemas untuk kembali turun. Gua dan bocah engga lupa buat beresin tempat bekas tenda karena engga boleh ninggalin apapun kecuali jejak, anjaayyy wkwkwk. Pukul 09.30 pagi kita bersiap turun dan berfoto bersama di Alun -  alun Surya Kencana setelah itu pamit berpisah karena rombongan bang Ambon akan lewat jalur Cibodas sedangkan kita kembali lewat jalur Putri. Gua sama bocah berempat foto bareng di Surken yang pemandangannya benar -  benar tidak bisa dilupakan. Mulai berjalan menuju Pos 4 (Simpang Maleber) tidak lupa ucapkan salam dengan penghuni Surken karena kita hanya bertamu disana. Di perjalanan turun ini gua sama bocah engga ada halangan dan terasa lebih ringan beban di pundak cuma aja Malik kembali dengan pup di semak -  semak, di Pos Simpang Meleber gua dan Fuad berpisah karena Malik, Latif, Akbar masih mau istirahat di Pos tersebut, gua dan Fuad lanjut duluan meninggalkan mereka, menikmati sekali perjalanan dan tidak terasa lelah yang menusuk cuma berhenti di Pos 2 untuk sekedar foto dan minum, saat itu pun kabut tebal turun dan kita cuma berdua engga ada pendaki yang lewat saat itu, gua sama Fuad berjalan santai takut salah jalur, terasa seram bagi gua karena tidak ada yang lewat dan ngeri kesasar :D akhirnya gua berdua sampe di Pos 1 dan kesalahan gua berdua adalah dengan tidak menunggu mereka bertiga dan tetap melanjutkan sampai ke basecamp.

Pos 1 (Legok Leunca) udah kita lewati dan menuju pos informasi untuk melapor, gua sama Fuad langsung aja ke basecamp karena godaan perut yang tak tertahan dan lelah terasa. Kami menunggu lama sekali mereka bertiga di basecamp takut kenapa – kenapa, akhirnya mereka datang dan memasang muka kesal, gua berdua langsung di nasehati oleh Latif kata dia “kalau ingin duluan seenggaknya nunggu di pos informasi biar lapornya bareng”. Mereka bertiga kesal karena menunggu gua sama Fuad di pos 1  bolak balik ke pos 2 karena pas ditanya sama Malik pendaki yang lain tidak melihat gua sama Fuad, aneh padahal pas gua sama Fuad lewat menyapa semua pendaki yang kita temui. Saat gua sama Fuad sampe sekitar jam 13.00 dan menunggu mereka bertiga sampe jam 17.00.

   C. Perjalan Pulang yang Mencekam.

Gua, Fuad, Akbar yang udah makan mulai bersiap balik ke Cikarang, tapi Malik dan Latif masih pengen di basecamp sampai besok hari. Oiya kita turun gunung pada hari jum’at, karena Fuad hari sabtu ada acara terpaksa kita bertiga pulang padahal gua maunya pulang besok soalnya sudah mau maghrib. Setelah pamitan dengan Malik dan Latif, kita bertiga mulai jalan dan bakal lewat jalan Cianjur-Bogor yang nembus ke daerah Cariu Jonggol. Seperti uji nyali kita buru-buru agar tidak ketemu malam pas lewat kebon kelapa sawit, semua motor di isi penuh dengan bensin dan lanjut tancap gas meninggalkan Bogor. Gua satu motor sama Akbar dan Fuad bawa motornya sendiri, motor Fuad yang belum sembuh total bikin jalan engga bisa cepat, dan kita bertiga mulai memasuki jalan yang kanan kirinya pohon kelapa sawit semua engga ada satu pun rumah warga yang berdiri. Kebon kelapa sawit yang cukup panjang bikin suasana mencekam karena hari udah mulai gelap dan sepi engga ada kendaraan yang lewat, sama aja kaya lewat hutan pas mau berangkat, gua engga berani lihat kanan kiri soalnya emang serem gelap gulita. Setelah melewati kebon kelapa sawit akhirnya lega juga bisa ketemu lagi sama rumah warga, disini sudah jam 19.30an dan kita lanjut lewat jalan Cianjur-Cariu yang gelap dan meliak – liuk. Gua yang pengen cepet sampe terhalang sama Fuad yang santai banget bawa motornya, gua minta gantian biar dia sama Akbar aja tapi gamau dan bilang duluan aja, emang dah Fuad orang tersantai wkwkwk.... Akhirnya kita bertiga udah sampe Cibarusah setelah beberapa jam jalan santai, kita bertiga mampir dulu ke Wartas buat ngasih nesting sekalian istirahat dulu bentar hehehe.... Udah asik ngobrol jam 21.00 kita balik kerumah masing – masing.

Pelajaran yang dapat diambil adalah jika ingin berpergian jauh jangan lupa untuk mempersiapkan semua perbekalan yang dibutuhkan dan tidak lupa mengechek kendaraan agar aman saat di perjalanan. Cerita ini di ambil dari pengalaman pribadi saja yang sesuai fakta.

Terima Kasih karena sudah membaca cerita gua, nanti gua akan update cerita kembali “Pendakian gunung Kencana, Bogor” yang seram dan mencekam. Gua Dendy izin pamit.

Komentar

  1. Diksinya bagus, abis baca Ini, jadi pengen sesekali buat injak kaki di atas puncak gunung hehe. Thank you udah bagi keseruan nya^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDAKIAN GUNUNG KENCANA YANG MENCEKAM!