|
Puncak Gede view Gunung Pangrango |
Hallo, kali ini Saya akan menceritakan pendakian
yang menurut Saya cukup seru mulai dari berangkat sampai melakukan pendakiannya.
Sebelumnya, perkenalkan Saya Dendy dan akan bercerita menurut sudut pandang Saya sendiri. Pendakian kali ini ditemani oleh ke empat teman yaitu Fuad,
Akbar, Malik dan Latif. Cerita ini hanya pengalaman pribadi sesuai fakta
yang di alami. Jika ukuran font terlalu kecil silahkan di zoom saja ya :)
A. Perjalanan
Menuju Basecamp
Semua bermula saat Saya dan teman – teman
ingin mendaki sebelum memasuki bulan Ramadhan atau bisa dibilang agenda setiap
tahun sebelum Ramadhan. Kami sengaja mendaki bukan pada saat weekend, tapi mendaki pada
hari rabu yang kebetulan hari kamisnya libur tanggal merah jadi bisa bablas saja :). Sebelum hari H pendakian Saya, Fuad, Akbar mulai membeli apa saja
yang akan dibawa untuk perbekalan, oiya kita mendaki akan berangkat ber lima,
dua orang teman menunggu ditempat kami biasa nongkrong. Dua teman kami ini
sudah cukup profesional soal dunia pendakian karena hampir semua gunung di
pulau Jawa sudah mereka datangi.
Oke... balik lagi, kita mulai mempersiapkan
logistik yang akan dibawa untuk pendakian besok. Sepulang sekolah pada hari
selasa kita bertiga berkumpul dan mulai belanja sesuai yang sudah di list
sebelumnya, perlu di ingat untuk teman yang ingin mendaki persiapkan semuanya
jangan terlalu mepet agar tidak ada barang yang tertinggal. Oke, mulailah kita mencari
barang yang dibutuhkan dan mampir pertama kali ke minimarket untuk beli makanan
dan juga gas portable. Hal jail yang sering Saya lakuin saat belanja adalah
memindahkan makanan dari rak satu ke rak yang lainnya wkwkwk.... jangan ditiru
ya gaes..
Setelah belanja di minimarket, kita kembali
mencari yang lain seperti jas hujan dan peralatan lainnya. Barang semua sudah
dibeli lalu pergi ke rumah Fuad untuk packing sedikit – sedikit sebelum packing
beneran hehehe.... Lanjut pulang ke rumah masing – masing buat nyiapin tenaga
pendakian besok yang berangkat sehabis pulang sekolah. Ya, kita biasa berangkat
sehabis pulang sekolah agar guru tidak curiga kalau akan bolos barengan
wkwkwk.... Bell sekolah pun berbunyi yang berarti sudah jam pulang, kita
bertiga pulang dan mempersiapkan barang yang akan di bawa. Fuad dan Akbar
kumpul di rumah Saya lalu mulai packing ulang secara benar, setelah itu
berpamitan dengan orang tua meminta izin dan restu agar selamat berangkat
mau pun pulang.
Pukul 14.30 mulai berangkat menuju tongkrongan
yaitu, Wartas. Kita sudah ditunggu sama Malik, Latif dan teman yang lain.
Disini ngobrol cukup lama dan tidak lupa sambil ngopi santai dulu hehehe.... karena
terlalu santai sampai tidak sadar sudah jam 16.30, kita pun mulai berangkat pukul 17.00 lalu berpamitan dengan yang lain. Saya membawa motor Vega milik Fuad sendiri dan mereka satu motor berdua, dalam hati Saya ini motor udah tua dan pasti nyusahin. Perjalanan dimulai tapi kita mampir
dulu ke rumah Malik buat ngambil peralatan yang kurang.
Rencana akan lewat jalan Cianjur-Bogor
namun mengingat hari sudah mulai gelap dan jalan Cianjur-Bogor cukup seram
karena akan melewati kebun kelapa sawit yang lumayan panjang, akhirnya
memutuskan lewat Gunung Batu Sukamakmur yang bakal melewati curug Ciherang dan
tembus ke Cipanas, Bogor. Awal perjalanan tidak begitu ada masalah karena
menikmati jalan yang kanan kirinya sawah dan perbukitan, sampai pada akhirnya
ditengah asik jalan, ban motor Vega bocor dan waktu sudah maghrib jalanan pun
sepi sekali tidak ada rumah warga. Saya memaksa motor Vega buat tetap jalan
karena posisi paling belakang dan tertinggal, untung aja Akbar sama
Fuad denger teriakan Saya, kita pun mencari tukang tambal ban sepanjang jalan
dan beruntungnya masih ada tukang tambal ban. Dan melipir lah disana ada sepasang kekasih sedang nunggu motornya yang trouble, sambil
menunggu, Saya, Fuad sama Akbar numpang buat menunaikan solat maghrib dan nikmat
bukan main saat solat ditemenin lembayung senja yang perlahan tenggelam.
Oiya, Malik dan Latif menunggu diwarung depan, disini kita bertiga
berbincang syahdu dengan nenek pemilik warung yang baik dan ramah. Saya yang
laper akhirnya mengganjal perut dengan mie rakyat, ya indomie seleraku :D
dengan lahapnya Saya makan udah kaya minum, mengalir sampai jauh hahaha... Akhir
nya ban sudah diganti dengan yang baru, kita sadar kalau waktu sudah menunjukan
jam 19.00 lebih dan belum ada setengah perjalanan, mulai lah bergegas jalan
lagi menyusul Malik dan Latif yang udah habis sebungkus rokok hahaha.... Tapi
kita ini pasukan santai jadi gas tipis – tipis, jalanan yang tanjakannya bener
– bener bikin motor teriak ditambah sepi dari pengendara yang lewat tapi masih
ada sedikit rumah warga. Saya kasihan sama motor yang di tumpangi Malik dan
Latif serasa motor itu sudah sakaratul maut saat menanjak :D Setiap kali
menanjak Malik harus turun dari motor, untung aja motor Akbar kuat dan kita
bonceng tiga, sedikit standing depan karena bawa dua carrier besar dan tiga
orang. Gua yang bawa motor sendiri Cuma ngetawain dari belakang hahaha....
Sampai jalan curug Ciherang, gua dan Fuad
berganti motor, dia bawa motornya sendiri. Baru jalan sedikit Fuad sadar kalo
ban motornya bocor lagi kita pun bingung karena akan lewat jalan hutan yang
benar – benar sepi dan sedikit sekali rumah warga, tentu aja engga ada tukang
tambal ban. Pas gua lihat jam udah pukul 10.00an lebih dan baru setengah
perjalanan. Fuad tetap mau buat dinaikin motornya walaupun ban bocor karena
bakal lewat hutan sepi, ya di jalan ini kita hanya berlima tidak ada motor atau
mobil yang lewat sini, penerangan cuma dibantu sama lampu motor dan kanan kiri
itu pohon besar. Gua sedikit takut karena gelap banget, tapi candaan yang
keluar bikin suasana santai aja dan nikmat, kalian bayangin aja cuma berlima
ban motor bocor di dalam hutan, gimana rasanya? sampe akhirnya kita keluar dari
jalan hutan, sedikit lega.... Tapi jangan salah dulu tantangan ini belum
selesai sampai disini, kita belum lewat jalan Cipanas yang dimana jalannya
lumayan sepi dan benar – benar hanya bebatuan rusak, sialnya pas itu hujan baru turun
di daerah sini yang bikin jalan jadi licin dan becek sekali.
Jam menunjukan pukul 11.00an dan kita siap untuk
melewati rintangan ini :D Mumpung jalan masih lumayan bagus dan lewat rumah
penduduk, Fuad masih menaiki motornya biar engga terlalu cape. Ya, kita mulai
masuk jalanan bebatuan yang licin, kalo bisa di perkiran panjang jalan yang
rusak sekitar 3-5 Km, bisa dibayangkan tengah malam jalanan sepi dan licin
serta motor Fuad yang mulai di dorong karena takut velgnya rusak, kita benar –
benar kaya sedang ikut Ninja Warior sampe berkali – kali kepeleset jatoh dan
becek semua wkwkwk.... Gua sempat kesal karena gua pengennya Fuad menaiki aja
motornya biar cepat keluar dari ni jalan, tapi Fuad engga menggubris omongan
gua, dia tetap santai dan menikmati perjalanan, Malik, Latif, Akbar pun santai
saja menikmatinya cuma gua aja kaya nya yang sedikit takut, karena takut ada
begal atau yang membahayakan hehehe.... Kita berjalan dengan obrolan dan canda
tawa yang memecahkan kesunyian malam, kita senang lihat ada warung dengan
kompresor anginnya, kita pun segera berjalan cepat agar bisa menambal ban dan
istirahat sejenak. Namun, harapan hanya harapan dimana cuma bisa memompa tanpa
bisa menambal huftt... Tapi kita tetap istirahat sejenak, gua yang lihat Fuad
mendorong merasa kasihan apa lagi dia kaya kesakitan kakinya soalnya engga pake
sendal, kita ngobrol dengan anak pemilik warung yang dimana ia juga suka
mendaki gunung. Obrolan hangat tidak bisa dihindari sampai gua lihat jam udah
pukul 11.45 Malam.
Obrolan yang terlalu larut dan santai pun
berakhir dan memulai perjalanan, dengan nikmatnya Fuad kembali mendorong
motornya yang masih belum sembuh dan saat menikmati perjalanan ada dua truk
yang lewat menawarkan bantuan. Tapi dengan santai, Fuad nolak bantuan tersebut
dengan alasan lagi menikmati perjalanan, akhirnya Akbar dan Malik yang naik ke
truk tersebut karena udah terasa lelah. Tinggalah gua, Fuad dan Latif yang bawa
motor masing - masing, sebenarnya engga tega lihat Fuad dorong
sendirian tapi dia nolak gantian buat mendorong, setelah lumayan lama dan lelah
kita lewat jalan tersebut, kita bertemu dengan warung kecil yang cuma diterangi
lilin tapi warung ini ngasih semangat karena apa? Karena disini bisa menambal
ban, lega yang gua rasain, ya walaupun cukup berlebihan hehehe... oiya sebelum
bertemu warung ini kita berlima sudah kumpul kembali karena Malik dan Akbar
engga mau ninggalin lebih jauh. Kita berlima kembali istirahat, obrolan syahdu
bersama Abah yang menambal membuat tidak terasa, setelah 15 menit akhirnya
motor Fuad bisa digunakan lagi dengan nyaman kita pun berjalan
kembali, sampailah di kota Cipanas dan keluar dari jalan tersebut,
alhamdulillah yang cuma bisa gua ucapin....
Lanjut, kita menuju basecamp Gunung Putri, ya
kita bakal lewat jalur Gunung Putri karena pengen merasakan indahnya Alun –alun
surya kencana. Sempat tersasar lumayan jauh, tapi akhirnya sampai juga di
basecamp Abah Anwar yang Malik sendiri udah kenal dengan beliau, kita sampe di
basecamp sekitar jam 01.30an, rasanya lega kaya abis nahan pup wkwkwk....
Kondisi kita saat sampe di basecamp udah bukan main kotornya, belum mulai
pendakian aja udah penuh sama lumpur tapi karena cuek toh namanya pendaki yang
dikenal buluk dan suka ngegembel hahaha... Kita pun makan terlebih dahulu
sebelum tidur karena perut tidak bisa di ajak kompromi dengan mata, yang paling
gua suka dari basecamp Abah Anwar adalah lauk usus bumbu kuning dipadu dengan
oreg yang bikin perut kembali smile :)
Setelah makan gua bersiap untuk tidur dilantai
dua karena disana ada kasurnya hehehe... Tapi sial, tidak kebagian tidur di
kasur yang bikin gua tidur dengan beralaskan karpet tipis, disitu gua
kedinginan karena jendela rumah tidak bisa ditutup. Terpaksa gua menahan dingin
karena gua males ngambil sleepingbag di carrier dan alhasil gua pun masuk angin
membuat kentut terus hahaha.....
B. Memulai
Pendakian
Bulan sudah beranjak pergi matahari pun sudah
menampakan diri yang membuat suhu sedikit hangat, teman - teman udah
bangun meski masih kantuk, ya karena kita tidur pukul 02.00 malam, gua yang
engga nyenyak tidur sedari malam akhirnya memilih tidur lagi dikasur yang udah
basah sama iler anak - anak L lagi asik mimpi tiba – tiba Fuad
bangunin gua, jancukkkkk baru tidur sebentar udah dibangunin. Yasudah nasi udah
menjadi bubur dan perut yang harus dihibur membuat gua turun kebawah cuci muka
dan sarapan dengan nasi hangat ditemani lauk kaya semalam. Nikmat mana yang
ingin kau dustakan? Begitulah yang gua rasain, habis sarapan kita balik ke atas
buat bersiap dan beli logistik tambahan, Malik dan Latif bertugas beli ke
pasar. Pukul 09.00an kita mengurus simaksi dan menggunakan jasa calo karena
malas mengatur surat sehat di puskesmas.
Pukul 09.30an memulai pendakian, engga lupa
berdoa dan gaskeun berangkat... yang pertama kali gua rasain adalah takjub
dengan pemandangan yang Tuhan ciptakan, mata engga bisa berpaling dari
keindahan tersebut, disini sudah sepakat untuk jalan santai dan menikmati
perjalanan, 10 menit berjalan sampe di pos lapor pendakian dan disini kita di
leaderin oleh Malik yang udah berkali – kali mendaki gunung Gede via Putri.
Lanjut berjalan dan baru beberapa menit jalan Malik minta break karena dia
mules ingin pup, ya.... gua sama bocah nunggu sembari menghisap sebatang rokok,
meski bukan weekend tetap aja jalur Putri ini tidak sepi dengan pendaki lain.
Setelah beberapa menit, akhirnya kita jalan lagi
menuju Pos 1 (Legok Leunca), 45 menit berjalan sampailah di Pos Legok Leunca
dan rame banget sama pendaki – pendaki yang sedang istirahat, namun kita
memilih melanjutkan perjalanan karena belum cape. Menuju Pos 2 (Buntut Lutung)
yang ditempuh selama 1 jam sebelum sampe di Pos 2 gua sama bocah beristirahat
di Pos bayangan dan bertemu pendaki yang sudah paruh baya, namun jangan salah
karena beliau terlihat bugar dan semangat sekali, beliau jalan turun dan mampir
bentar dengan kita di pos bayangan, beliau sedang menunggu temannya dibelakang
, bercerita sedikit ke kita kalau beliau mendaki karena hobi dari muda dan udah
menjejakan kaki dibeberapa gunung di pulau Jawa bahkan luar Jawa, tak lupa
memberi pesan agar selalu menjaga alam dan lingkungan sekitar, karena alam lah
yang menopang sebagian besar hidup kita. Kita pun pamit dan melanjutkan
perjalanan tapi apa daya beberapa menit berjalan hujan turun lumayan deras dan
bikin kita harus memasang flysheat untuk berteduh, terpaksa kita untuk
istirahat dan secangkir kopi pun menemani saat hujan.
Pukul 11.00 kita mulai berjalan kembali, karena kami
sangat menikmati perjalanan dan hujan, kami sampai di Pos 2 (Buntut Lutung)
pukul 11.30an belum lelah, tidak istirahat dan melanjutkan perjalanan menuju
Pos 3 (Lawang Seketeng) saat asik berjalan kabut tebal pun turun dan bikin
pandangan terbatas, terasa basah dibadan benar aja gerimis turun, gua sama bocah
langsung make jas hujan dan berusaha biar engga tergoda istirahat menggelar
flysheat hehehe... Malik bisa dibilang pendaki ngisingan soalnya setiap lihat
semak ingin pup mulu jadi kita nunggu lagi,
lanjut setelah 1 jam berjalan sampe juga di Pos 3 (Lawang Saketeng) tepat pukul
12.00. Kita pun beristirahat dan jajan di warung yang menjual gorengan hangat,
oiya kita gabung sama kelompok pendaki gokil yang berjumlah kurang lebih 7
orang yang benar - benar gokil selama perjalanan, disini hujan turun
kembali dan cukup lama kita berteduh di warung Pos 3, kita makan gorengan yang
cuma sebagian besar tepung aja dan harganya cukup mahal maklum namannya di
gunung, hehehe... setelah perut terganjal perjalanan kembali dimulai, dengan
bertambahnya teman – teman membuat ramai dan tidak lelah, kita menuju Pos 4
(Simpang Maleber) dimana jalannya yang semakin menanjak dan bikin betis
menjerit, tanjakan yang engga ada bonus, lagi dan lagi hujan kembali turun yang
membuat kita harus kembali membuka flysheat, karena keasikan juga dan engga
mengejar waktu. Hujan reda dan kita jalan lagi dengan lutut ketemu mulut saat
menanjak.
Pukul 14.30an kita sampe di Pos 4 (Simpang
Maleber), istirahat lagi karena gerimis dan gorengan yang menggoda, gua sama
bocah makan gorengan pake saos ABC beuhhh sungguh nikmatnya tiada dusta yang
tadinya tubuh lemas kembali terisi tenaga. Fuad dan Akbar tidak sabar melihat
Alun – alun Surya Kencana (Surken) yang katanya indah dan luas. Pukul 15.00an
mulai perjalan menuju Alun – alun Surya Kencana atau biasa di sebut Surken,
kita berjalan ber iringan namun berjarak karena kalo teralu mepet bakal cepat
cape. Semua udah cape dan gua pun agak sedikit bermasalah sama magh yang mulai
terasa karena gua cuma nyemil tidak makan siang, Fuad dan Akbar yang semangat
banget melewati tanjakan yang engga kalah menyakitkan. Kembali,
Malik si pendaki ngisingan yang kebelet pup karena ia sendiri mencret – mencret
hehehe...
|
Alun - Alun Suya Kencana |
Setelah melalu tanjakan yang pedas akhirnya
tanda – tanda Surken udah terlihat dengan jalan landai yang kita lalui, gua
berjalan dengan langkah semangat dan woooww pancaran cahaya terang kaya keluar
dari terowongan akhirnya sampai juga di Surken dan pas saat senja muncul
hehehe.... oiya yang sampe duluan ke Surken gua, Fuad, Akbar, Malik karena
Latif dan yang lain masih di belakang. Setelah asik mendokumentasikan sedikit
lautan awan, kita istirahat di warung sambil nunggu Latif. Jadi Alun – alun
Surya Kencana itu berada di ketinggian 2750mdpl yang biasa dipake buat tempat
camp pendaki, luas nya sendiri mencapai 50 hektar dan di apit dua gunung yaitu
sebelah barat gunung Gede dan sebelah timur gunung Gemuruh, berada di
ketinggian 2000an mdpl dipenuhi oleh bunga Edelwis yang pengen gua lihat dari
dekat, memang indah banget ciptaan Tuhan, dan Surken itu terbagi dari Surken
Timur dan Barat, kita lagi nunggu Latif di Surken Timur dan kita akan camp di
bagian Barat. Beberapa menit menunggu akhirnya Latif terlihat dan rombongan
gokil yang bareng kita masih dibelakang karena mereka ada yang cidera, kita pun
melanjutkan perjalan menuju Surken bagian Barat yang sepanjang jalan menyuguhkan
pemandangan sangat indah meski hari mulai gelap.
Pukul 19.00an sampai juga di Surken Barat dan
mulai cari lapak buat mendirikan tenda, kita cari tempat yang terlahang dengan
pepohonan biar tenda tidak dihantam angin yang bikin suhu semakin dingin,
alasan kita camp di Surken Barat biar lebih dekat dengan sumber air dan tentu
saja jalan menuju puncak Gede. Setelah tenda jadi kita menata carrier kedalam
tenda dan mengeluarkan alat masak buat makan malam, gua yang udah agak drop
cuma bisa menutup diri pake sleepingbag dan ada perasaan rindu sama orang tua di
rumah hehehe... Koki kali ini adalah Malik dan Fuad, ya mereka memang jago
masak walaupun cuma masak mie sih wkwkwk.... gua yang tidur sebentar dibangunin
sama Fuad buat makan semangkok mie soto yang benar-benar lebih nikmat dari
masakan restoran, beberapa menit kemudian kelompok gokil datang dan mendirikan
tenda disebelah tenda kita. Malik, Fuad, Latif dan kelompok gokil masak bareng
bikin sayur sop tapi gua sama Akbar udah terlalu lelah dan memutuskan buat
kembali tidur biar kuat summit attack besok pagi. Disini yang engga kebagian
tidur adalah Latif yang semalam suntuk mengobrol dengan kelompok gokil dan cuma
tidur sebentar dengan beralasan tresbag.
Pukul 05.30 gua, Fuad, Akbar bangun dan suhu
dingin sekali, gua keluar tenda terus masak air buat nyeduh energen, habis
energen an gua mules dan pengen pup, baru pertama kali gua pup di gunung,
pengen tau rasanya? Aneh dah pup di gunung ngeri – ngeri takut ada hewan
wkwkwk..... Setelah pup gua dan bocah bersiap summit attack, awalnya
Latif malas mengantar kita bertiga karena dia udah beberapa kali ke puncak Gede
sedangkan Malik masih terbujur nyaman dengan mimpinya, karena tidak tega
akhirnya Latif mau menuntun dan sebelum summit kita ngambil air dulu di sumber
mata air yang mengalir kaya sungai kecil, nikmat, ya nikmat yang gua rasain pas
neguk air tersebut karena rasa dan dinginnya alami. Kita mulai perjalanan jam
06.00, jalan menuju puncak sudah bertangga, senter di tangan dan Latif paling
belakang, langkah demi langkah kita berjalan dan terlihat lah pemandangan
dibelakang yaitu bentangan Surken dan kota, Akbar yang memang dasarnya tidak
sabaran berjalan begitu cepat dan beberapa menit kemudian gua denger keramaian,
vegetasi makin pendek yang menandakan puncak udah didepan mata.
Akhirnya kita berempat sampe dipuncak Gede yang
biasa gua lihat cuma di youtube kali ini melihat langsung, setiap memandang
sekeliling gua engga bisa berhenti bersyukur kepada Allah yang udah menciptakan
begitu indahnya alam ini. Di atas puncak ini bisa lihat kawah gunung Gede yang
sesuai namanya cukup besar dan luas, saat melihat ke barat kita dapat melihat
gagahnya Pangrango yang saling berdampingan lalu di belakang gunung Pangrango
terlihat jelas gunung Halimun Salak yang begitu memikat. Latif yang udah
beberapa kali kesini cuma biasa aja dan engga se-senang gua yang baru pertama
kalinya. Gua dan bocah bikin energen di atas puncak sembari menikmati
pemandangan kota Bogor J Setelah itu tidak lupa mendokumentasikan
ditugu puncak Gede, puas sama jepretannya kita beranjak turun, namun sebelum
turun kita bertemu dengan bang Ambon yaitu temen nya Malik. Kita mengajak dia
buat mampir ke tenda di Surken, lalu lanjut turun menuju tenda, setelah sampai
tenda kelompok gokil dan Malik udah mulai mempersiapkan sarapan, gua pun ganti
baju karena udah kotor dan tidak nyaman. Kelompok gokil sarapan duluan karena
mereka ingin cepat ke puncak sekalian lintas jalur ke Cibodas, jadi tinggal
kita berlima dan tak lama bang Ambon datang dengan teman - temannya.
Pada saat itu makanan udah siap, akhirnya makan
bersama dengan bang Ambon dan teman-temannya, perut terisi dan kami siap
berkemas untuk kembali turun. Gua dan bocah engga lupa buat beresin tempat
bekas tenda karena engga boleh ninggalin apapun kecuali jejak, anjaayyy wkwkwk.
Pukul 09.30 pagi kita bersiap turun dan berfoto bersama di Alun
- alun Surya Kencana setelah itu pamit berpisah karena rombongan
bang Ambon akan lewat jalur Cibodas sedangkan kita kembali lewat jalur Putri.
Gua sama bocah berempat foto bareng di Surken yang pemandangannya benar
- benar tidak bisa dilupakan. Mulai berjalan menuju Pos 4 (Simpang
Maleber) tidak lupa ucapkan salam dengan penghuni Surken karena kita hanya
bertamu disana. Di perjalanan turun ini gua sama bocah engga ada halangan dan
terasa lebih ringan beban di pundak cuma aja Malik kembali dengan pup di semak
- semak, di Pos Simpang Meleber gua dan Fuad berpisah karena Malik,
Latif, Akbar masih mau istirahat di Pos tersebut, gua dan Fuad lanjut duluan
meninggalkan mereka, menikmati sekali perjalanan dan tidak terasa lelah yang
menusuk cuma berhenti di Pos 2 untuk sekedar foto dan minum, saat itu pun kabut
tebal turun dan kita cuma berdua engga ada pendaki yang lewat saat itu, gua
sama Fuad berjalan santai takut salah jalur, terasa seram bagi gua karena tidak
ada yang lewat dan ngeri kesasar :D akhirnya gua berdua sampe di Pos 1 dan
kesalahan gua berdua adalah dengan tidak menunggu mereka bertiga dan tetap
melanjutkan sampai ke basecamp.
Pos 1 (Legok Leunca) udah kita lewati dan menuju
pos informasi untuk melapor, gua sama Fuad langsung aja ke basecamp karena
godaan perut yang tak tertahan dan lelah terasa. Kami menunggu lama sekali
mereka bertiga di basecamp takut kenapa – kenapa, akhirnya mereka datang dan
memasang muka kesal, gua berdua langsung di nasehati oleh Latif kata dia “kalau
ingin duluan seenggaknya nunggu di pos informasi biar lapornya bareng”. Mereka
bertiga kesal karena menunggu gua sama Fuad di pos 1 bolak balik ke
pos 2 karena pas ditanya sama Malik pendaki yang lain tidak melihat gua sama
Fuad, aneh padahal pas gua sama Fuad lewat menyapa semua pendaki yang kita
temui. Saat gua sama Fuad sampe sekitar jam 13.00 dan menunggu mereka bertiga
sampe jam 17.00.
C. Perjalan Pulang yang
Mencekam.
Gua, Fuad, Akbar yang udah makan mulai bersiap
balik ke Cikarang, tapi Malik dan Latif masih pengen di basecamp sampai besok
hari. Oiya kita turun gunung pada hari jum’at, karena Fuad hari sabtu ada acara
terpaksa kita bertiga pulang padahal gua maunya pulang besok soalnya sudah mau
maghrib. Setelah pamitan dengan Malik dan Latif, kita bertiga mulai jalan dan
bakal lewat jalan Cianjur-Bogor yang nembus ke daerah Cariu Jonggol. Seperti
uji nyali kita buru-buru agar tidak ketemu malam pas lewat kebon kelapa sawit,
semua motor di isi penuh dengan bensin dan lanjut tancap gas meninggalkan
Bogor. Gua satu motor sama Akbar dan Fuad bawa motornya sendiri, motor Fuad
yang belum sembuh total bikin jalan engga bisa cepat, dan kita bertiga mulai
memasuki jalan yang kanan kirinya pohon kelapa sawit semua engga ada satu pun
rumah warga yang berdiri. Kebon kelapa sawit yang cukup panjang bikin suasana
mencekam karena hari udah mulai gelap dan sepi engga ada kendaraan yang lewat,
sama aja kaya lewat hutan pas mau berangkat, gua engga berani lihat kanan kiri
soalnya emang serem gelap gulita. Setelah melewati kebon kelapa sawit akhirnya
lega juga bisa ketemu lagi sama rumah warga, disini sudah jam 19.30an dan kita
lanjut lewat jalan Cianjur-Cariu yang gelap dan meliak – liuk. Gua yang pengen
cepet sampe terhalang sama Fuad yang santai banget bawa motornya, gua minta
gantian biar dia sama Akbar aja tapi gamau dan bilang duluan aja, emang dah
Fuad orang tersantai wkwkwk.... Akhirnya kita bertiga udah sampe Cibarusah
setelah beberapa jam jalan santai, kita bertiga mampir dulu ke Wartas buat
ngasih nesting sekalian istirahat dulu bentar hehehe.... Udah asik ngobrol jam
21.00 kita balik kerumah masing – masing.
Pelajaran yang dapat diambil adalah jika ingin
berpergian jauh jangan lupa untuk mempersiapkan semua perbekalan yang
dibutuhkan dan tidak lupa mengechek kendaraan agar aman saat di perjalanan.
Cerita ini di ambil dari pengalaman pribadi saja yang sesuai fakta.
Terima Kasih karena sudah membaca cerita gua,
nanti gua akan update cerita kembali “Pendakian gunung Kencana, Bogor” yang
seram dan mencekam. Gua Dendy izin pamit.
Mantap blog nya
BalasHapusLanjutkan bang
BalasHapussumpah keren
BalasHapusDiksinya bagus, abis baca Ini, jadi pengen sesekali buat injak kaki di atas puncak gunung hehe. Thank you udah bagi keseruan nya^^
BalasHapusMari kita naik bareng hehehe
Hapus